Pusat Keamanan Dunia Maya Pertama Indonesia
Tujuan pembangunan Cyber Security Center adalah untuk menangkal beragam kejahatan di dunia maya.
Institut Teknologi Bandung mendirikan Cyber Security Center (Pusat Keamanan Dunia Maya) yang pertama untuk Indonesia di lokasi Kampus ITB, Jatinangor, Jawa Barat. Gedung tersebut ditargetkan selesai pada bulan Desember 2013.
Pembangunan Cyber Security Center didukung oleh Pemerintah Korea Selatan melalui Korean International Cooperation Agency (KOICA). Pemerintah Korsel memberi dana hibah bangunan dan isinya, serta pelatihan tenaga ahli senilai Rp55 miliar.
Yusep Rosmansyah, Kepala Cyber Security Center yang juga merupakan salah satu pengajar di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), dalam siaran pers, Selasa (19/2), menyatakan bahwa tujuan pembangunan Cyber Security Center ini adalah untuk menangkal kejahatan di dunia maya seperti pencurian data, penyebaran informasi palsu, dan pembobolan bank.
Menurut Yusep, kerentanan terhadap serangan kejahatan lewat dunia maya di Indonesia masih terjadi. Pada 2012, jaringan internet negara mengalami lebih dari satu juta serangan. Serangan itu berupa pencurian data, pemalsuan data, pengubahan data (misalnya halaman muka situs we, phising, pembocoran data, spionase industri, penyalahgunaan data oleh orang dalam, dan kejahatan lainnya.
"Selain pembangunan Cyber Security Center, Indonesia juga membutuhkan Computer Emergency Response Team (CERT) yang kuat, yang diawaki ratusan sampai ribuan pegawai kompeten purna-waktu, seperti halnya di negara-negara tetangga kita," tambahnya.
Bangunan KOICA-ITB Cyber Security Center akan memiliki tiga lantai, terdiri dari auditorium dan plaza pamer di lantai pertama, laboratorium keamanan cyber dan ruang riset di lantai kedua, serta ruang kegiatan belajar-mengajar di lantai teratas.
"Kami berharap, dengan dimulainya pembangunan gedung ini dimulai pula kesadaran kita semua akan pentingnya keamanan siber, baik bagi data pribadi kita maupun bagi negara tercinta ini," ujar Yusep.
Pembangunan Cyber Security Center didukung oleh Pemerintah Korea Selatan melalui Korean International Cooperation Agency (KOICA). Pemerintah Korsel memberi dana hibah bangunan dan isinya, serta pelatihan tenaga ahli senilai Rp55 miliar.
Yusep Rosmansyah, Kepala Cyber Security Center yang juga merupakan salah satu pengajar di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), dalam siaran pers, Selasa (19/2), menyatakan bahwa tujuan pembangunan Cyber Security Center ini adalah untuk menangkal kejahatan di dunia maya seperti pencurian data, penyebaran informasi palsu, dan pembobolan bank.
Menurut Yusep, kerentanan terhadap serangan kejahatan lewat dunia maya di Indonesia masih terjadi. Pada 2012, jaringan internet negara mengalami lebih dari satu juta serangan. Serangan itu berupa pencurian data, pemalsuan data, pengubahan data (misalnya halaman muka situs we, phising, pembocoran data, spionase industri, penyalahgunaan data oleh orang dalam, dan kejahatan lainnya.
"Selain pembangunan Cyber Security Center, Indonesia juga membutuhkan Computer Emergency Response Team (CERT) yang kuat, yang diawaki ratusan sampai ribuan pegawai kompeten purna-waktu, seperti halnya di negara-negara tetangga kita," tambahnya.
Bangunan KOICA-ITB Cyber Security Center akan memiliki tiga lantai, terdiri dari auditorium dan plaza pamer di lantai pertama, laboratorium keamanan cyber dan ruang riset di lantai kedua, serta ruang kegiatan belajar-mengajar di lantai teratas.
"Kami berharap, dengan dimulainya pembangunan gedung ini dimulai pula kesadaran kita semua akan pentingnya keamanan siber, baik bagi data pribadi kita maupun bagi negara tercinta ini," ujar Yusep.
0 komentar: